Monday, January 06, 2003

Menjemput Impian di MALL

Kemarin aku pergi ke Mall. Ketika aku tiba disana, lagu "Menjemput Impian" (Kla Project) menyambut kedatanganku. Saat itu sempat aku terdiam. Aku ingat lagu itu pernah kuberikan buat kamu. Lagu yang selalu menjadi pembangkit semangat untuk menjumpaimu di Surabaya. Aku teringat juga kata² teman² ku, adikku, saudaraku disini, mereka selalu bilang "van, kamu tuh gila, apa nga capek bolak balik dps-sby mulu?" yang selalu aku jawab dengan senyuman. Pada awalnya aku tak mengerti kenapa mereka begitu memperhatikanku. Hingga suatu saat, Kakak-mu bertanya padaku "Van, kamu keliatan kecapean, badanmu nga kurus sih, tapi kamu kelihatan lelah, kurang tidur". Seperti biasa, aku bilang padanya "Harap Maklum hehehe" Terus katanya dengan serius "van, jaga badanmu.Tadi malam papanya telp. sudah kubilang kalau kau sering kesini. Kamu sudah banyak berkorban untuk dia sampai sering datang kesini" terus sambil tersenyum dia bilang "Pengorbanan cinta nih yeee!". Saat itu.... kutatap wajahnya, dan dengan serius kukatakan "Jem, kamu mungkin lihat aku seperti ini, kecapean, lesu, badanku lemes. Tapi terus terang, dalam hatiku jauh berbeda. Aku lakukan ini bukan karena pengorbanan. Ini keinginanku sendiri, kadang kupikir tak ada hubungan dengan dia., aku membutuhkan dia lebih banyak daripada dia membutuhkan aku. So, ini lebih untuk diriku sendiri :) " -end-

TiTtle

Saat duduk disini, kuteringat lagi padamu. Disetiap sudut rumahku memiliki kenangan bersamamu. Entah sudah berapa lama kita tak bertemu. Kuselalu yakin, seandainya sekali saja kita berjumpa, mungkin pikiranmu akan berubah. Tapi untuk apa? sekarang tak ada gunanya lagi..... Tak ada lagi harapan tersisa........
Aku tak pernah marah kamu dekat dengan yang lain, karena aku tahu, saat kita terpisah jauh, mereka hanyalah boneka² tempat kamu melampiaskan rasa rindu padaku. Dan yang telah kita lakukan, yang kita jalani jauh melebihi dari apa yang kamu jalani bersama mereka. Walau harus kusesali, karena itulah kamu meninggalkan aku. Kebebasan yang selama ini kuberikan, dengan landasan kepercayaan pada cinta kita, menjadi bumerang buatku...... Memang harus kuakui, saat bertemu denganmu, aku begitu naif dan polos untuk percaya pada keagungan ciptaan Tuhan. Setelah semuanya berakhir, kurenugi semuanya. Bukan salah Tuhan kita berpisah. Seandainya kamu ingat kataku, aku selalu ucapkan, bahwa rencana Tuhan itu selalu berakhir dengan indah, dan saat kita menghadapi cobaan yang membuat kita pada akhirnya harus menerima kemalangan maka itu berasal dari kuasa kegelapan. Apa yang harus aku katakan sekarang ? aku menangis untuk menyangkal bahwa cinta kita berakhir dengan kemalangan. Hanya karena pesona dunia, kamu harus meninggalkan aku. Dan akupun sekarang tak bisa kembali seperti dulu. Kuinginkan hatiku seperti dulu. Tapi tak mungkin, sudah terlalu banyak racun yang kuminum. Racun yang membuatku kehilangan rasa hormat akan agungnya cinta. Dan itulah yang paling kusesali. Sampai kapan aku harus menunggu keajaiban, menanti kedatangan seseorang yang bisa menjadi penawar racun itu ? karena kamupun sudah tak mungkin. Kamu akan segera menikah, terlalu cepat bahkan terlalu mudah setelah kita berpisah. Selama ini masih tersimpan harapan untukmu, tapi sekarang... sekarang sudah tak ada lagi. Yang tersisa hanya diriku, hanya aku dengan segala kekacauan ini. Setelah kepergianmu, aku tak tahu harus percaya siapa, atau apa, kemalangan itu sudah menjatuhkan aku ke jurang yang terdalam. Aku laki-laki, mungkin menjadi yang terlemah diantara kaum ku. Laki-laki seharusnya tidak begini. Hanya saja, cinta itu hanya satu...... dan aku tak pernah menyesal telah memberikannya untukmu...........................

Sunday, January 05, 2003

Kenangan Mesin Cuci
Dari Kemarin sampai hari ini masih hujan. Bikin Kesal, pakean nga ada yang kering, mana kolor belom diganti. Sudah mulai terasa gatal, mungkin sudah seminggu aku pake kolor yang sama . Ditemani sebungkus rokok, dan secangkir kopi, aku hanya bisa duduk di belakang rumah sambil pandangi mesin cuci yang rasanya tak ada gunanya lagi. Langit mendung, bikin suasana terasa sangat sunyi. Kupandangi sebuah bangku yang terletak persis didepan mesin cuci. Ingatanku kembali ke masa lalu, dimana aku masih bersamanya. Ketika itu, dia nginap dirumah, untuk merayakan Tahun baru 2002. Dua jam sebelum pukul 12 Am, kami sempat ngobrol di dapur, saat itu dia lebih banyak bercerita daripada aku. Canda tawanya, senyumnya, dan genitnya.... membuatku tak sabar untuk mencumbunya. Kami pun bercumbu dengan penuh hasrat dan gairah. Ya, aku benar² merasakan hasrat itu sampai mengalir dalam darahku. Saat itu dia berbisik "yank, malam Tahun baru ini, kamu mau hadiah apa?" . Pertanyaannya kujawab dengan kecupan di keningnya. Lalu kubilang "Aku hanya punya permintaan darikamu, Tabahlah dengan keadaan ini, walau terpisah jauh, jangan pernah berpaling dariku". Diapun tersenyum. Dikecupnya bibirku, tanpa jawaban kuperoleh, dan dia terus mencumbuku. Gairahku melonjak. Kubilang padanya "Ehh.. yank, apa kamu mau bercinta ? ini kan di dapur". Lalu katanya "ihh, aku tau, klo keliatan mami ama papimu entar gimana ?" jawabnya sambil menatap mataku dalam². Aku tersenyum mendengar jawabannya. Kuangkat badanya, sambil berciuman kubawa dia ke depan Mesin Cuci. Dan.... bangku itu menjadi saksi bisu, kejadian yang tak akan pernah kulupakan seumur hidup. Kami bercinta dengan penuh hasrat, penuh gairah, nafsu dan cinta menjadi satu.... salah satu kenangan terindah diantara kenangan lain saat aku bersamanya. Mesin cuci..... seandainya kau dapat bicara, aku ingin mendengar lagi sejuta kata² cinta yang diucapkannya saat itu........